Memanggili hari dengan tahun-tahun dimana sore yang kita lewatkan telah menyadarkan betapa jauhnya kita telah berlalu dari waktu; tentang waktu yang ketika sore hari tiba seorang penyair gagal menitipkan rindunya pada masa lalu.
“Aku tahu apa artinya senja yang berakhir hari itu? Betapa kita tak pernah sanggup menyandingkan senja dengan hujan yang melanda kota di mana kita pernah ingin menangis sebeb cinta rupanya adalah kerinduan abadi senja kepada hujannya. Ah..”
Kenapa hatimu begitu tertutup? Adakah ketakutan pada rindu mencegahmu lelap di bantal masa lalu? Seperti penyair yang tak akan pernah memahami puisinya sendiri.
Sesekali seorang penyair boleh gagal menulis puisi. Dan ia akan lagi teringat kepada anak kecil yang mengira ranjang tidurnya adalah panggung dimana semua orang siap melemparinya dengan bahasasampai ia terbakar; dan seorang penyair menulis sajak untuk puisinya hari itu:
“Adakah ketakutan pada rindu mencegahmu lelap di bantal masa lalu? Seperti penyair yang tak akan pernah memahami puisinya sendiri.”
Jakarta, 2012
Like this:
Like Loading...
Related